Senin, 17 Agustus 2009

tangisku

Hidup ini memang terus berjalan dan berputar bagaikan roda, yang terkadang melewati jalan lurus dan halus, namun suatu saat juga akan merasakan jalan terjal penuh liku. Saat ini mungkin aku sedang melewati jalan yang terjal dan berliku itu. Ya, saat ini mungkin aku sedang berada di tengah-tengahnya. Aku merasakan betul hal itu. Akhir-akhir ini aku sering sulit untuk tidur. Pikiranku sering tak keruan.
Batinku menangis walau lahirku seolah tersenyum. Jiwaku merintih meski ragaku terkesan ceria. Hatiku benar-benar sedih, gundah, gelisah serta cemas. Bukan karena aku memikirkan sesuatu yang sudah jelas-jelas tak pasti. Tapi aku sedang berhadapan dengan masalah yang bagiku tak ringan ini.
Aku sadar, usiaku telah menginjak tujuh belas tahun. Aku sudah bukan anak-anak lagi. Seperti layaknya pohon, semakin tinggi pohonnya maka akan berhadapan dengan angin yang semakin kencang pula. Jika tak kuat menghadapi kencangnya terpaan angin, bisa tumbang dan roboh pohon itu.
Begitu juga aku. Begitulah keadaanku. Aku sadar betul bahwa semakin bertambahnya usiaku, aku akan berhadapan dengan berbagai macam persoalan. Hal itu mulai aku rasakan. Dan benar-benar semakin terasa dalam diriku. Aku bingung harus mencurahkan isi hati pada siapa lagi. Ku pegang pergelangan tanganku. Kurus. Ya, ku rasakan diriku semakin kurus. Mungkin ini karena pengaruh dari persoalan yang sedang aku hadapi.
Aku tak bisa berharap banyak kepada siapa pun selain kepadaNya. Kepada Allah subhaanahu wata’ala, Tuhanku. Ku memohon kepadaNya di setiap doaku agar aku selalu diberi ketabahan, kesabaran, serta keikhlasan dalam menghadapi setiap persoalan dan rintangan. Tak lupa aku memohon agar aku diberi kemudahan dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh dengan gelombang dan badai ini. Ya Allah…. Ampunilah dosa-dosaku. Kabulkanlah doa-doaku. Amiin… Ya… Robbal Alamiin…

1 komentar: